Mataram, sasambonews.com., Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH.M.Zainul Majdi yang akrab disapa TGB tiba-tiba mengunjungi SMA- Kesuma (SMA-K) di Cakranegara Kota Mataram, Selasa, 18/4-2017 guna memberikan ceramah wawasan kebangsaan bagi siswa-siswi dan staf pengajar di sekolah yayasan Kristen Katolik tersebut.
Kunjungan tersebut, merupakan implementasi dari gagasan ideologis TGB dalam menyuburkan nasionalisme dan kebhinekaan sebagai kekuatan membangun NKRI melalui "Gerakan Merawat Semangat Kebangsaan".
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Drs.H.Suruji, Humas dan wartawan media cetak dan elektronik, TGB disambut hangat Ketua Yayasan dan Kepala SMU-K, Rino bersama Guru dan ratusan siswa-siswi yang mengelu-elukan kehadiran pemimpin kharismatik itu.
Di lembaga pendidikan yang berdiri sejak tehun 1965 itu, pertama TGB menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya. "Sebenarnya tadi pagi saya telah janji hadir di sini jam 09.00 Wita, tapi ini lewat 30 menit, saya mohon maaf", tegasnya.
Ini tidak baik, jangan ditiru, ya", pinta TGB, seraya mejelaskan keterlambatannya disebabkan karena ada tamu yang harus diterima dikantornya. Selanjutnya, Gubernur yang juga ulama kharismatik itu menegaskan dirinya sudah sejak puluhan tahun mengetahui yayasan pendidikan SMU-Kesuma itu. Eksistensi Sekolah itu justru dikenalnya karena prestasi- prestasinya yang luar biasa.
Jadi kalau tadi Kepala Sekolah menyampaikan banyak prestasi yang sudah dicapai, bukanlah sesuatu yang berlebihan, terangnya. "Kalau saat ini kalian berhasil menjadi Juara Basket, Gendang Beleq dan bahkan juara olimpiade sains Provinsi NTB, maka tahun depan jangan mau lagi juara provinsi, tapi jadilah juara nasional, bahkan saya menantang kalian untuk menjadi duta Indonesia untuk menjadi juara internasional," ujarnya menyemangati.
Gubernur Ahli tafsir Alqur'an itu menegaskan, cermin masa depan NTB dan Masa Depan Indonesia yang maju dan kuat, ada di Sekolah ini, tegasnya. Sekolah ini mencerminkan keragaman yang lengkap. Semua suku, agama, adat istiadat, ras, warna kulit, dan semua perbedaan lainnya, namun Sekolah ini tetap menjadi tempat belajar yang nyaman, aman dan berhasil meraih prestasi-prestasi yang hebat, ungkap TGB. Itu gambaran karunia Tuhan bahwa keragaman sesungguhnya kekuatan dan modal berharga dalam membangun Indonesia.
"Dari potret pahlawan kita di masa lalu kita dapat melihat keberagaman", tutur TGB. Misalnya dari segi pakaiannya, dari sisi agama, warna kulit dan semua keberagaman lainnya, namun mereka bekerja bersama untuk indonesia. Dengan semua latar belakang yang berbeda itulah , modal kita untuk membangun NTB dan indonesia.
Gubernur juga menanyakan tentang bagaimana sikap dan cara pandang para siswa menyikapi keberagaman. Masing-masing siswa memberikan argumen yang berbeda, misalnya harus saling berhargai, toleransi, memahami dan saling mengerti. Pada sesi pertanyaan dari siswa, seorang siswa bernama Edward bertanya kepada gubernur bagaimana cara Gubernur menjaga NTB ini ke depan agar tetap aman. Dengan kondisi NTB yang beragam, pasti juga ada potensi chaos atau komplik antar warga, bagaimana caranya mencegah, tanya Edwar.
Menjawab pertanyaaan itu, Gubernur melempar kembali untuk mendapat pandangan dari siswa bagaimana cara mereka mengatasi jika terjadi konflik. Bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya gubernur menyediakan hadiah khusus kepada mereka. Gefi menjawab pentingnya sikap toleransi dan hati-hati serta menjaga sopan santun. Dedit menambahkan perlunya saling pengertian. Abre justru melihat pentingnya ada peraturan, karena dari peraturan itu akan menumbuhkan kesadaran untuk disiplin sehingga tercipta keamanan. Yeni menambahkan pentingnya kesadaran diri, serta sejumlah siswa lain berpendapat pentingnya musyawarah, saling memaafkan, peran mediator dan menemukan akar permasalahannya.
Gubernur menegaskan bahwa jawaban-jawaban siswa adalah saling melengkapi satu sama lainnya. Itulah hakekat keberagaman itu, sehingga menjadi modal kekuatan kita bersama. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan itulah yang harus dilakukan, tegas Gubernur. "memperbaiki diri dan peraturan, dua-duanya penting", tegasnya.
Itulah yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi konflik yang terjadi, kenali akar permasalahannya, kemudian bermusyawarah untuk menyelesaikannya, saling memaafkan, menengahi bila terjadi konflik dan yang paling penting adalah menumbuhkan kesadaran diri untuk menjauhi perbuatan melanggar hukum.
Dialog dan ceramah wawasan kebangsaan diakhiri dengan penyerahan hadiah berupa beberapa paket buku, tentang Karya Anak Negeri yang memuat 25 kisah inspiratif dari NTB, Ikhtiar tiada Henti, dan Buku perempuan yang Hebat, ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh Gubernur TGB serta Foto bersama.Ipr