Jakarta, Info Breaking News - Wajar saja jika selama puluhan tahun belakangan ini kalangan orangtua merasa sangat berat membiayai anaknya di perguruan tinggi negeri, apalagi untuk diterima di PTN bergengsi, yang ternyata selama ini sarat dengan permainan korupsi kampus, berkedok akademisi dan bertitel hebat, padahal otaknya lebih jahat ketimbang perncopet pasaran.
Bersyukurlah ternyata semua yang dirasakan sangat membatin itu membuat pihak KPK belakangan ini menerima banyak laporan soal dugaan korupsi di kampus. Di antara laporan itu ada yang mengadukan masalah terkait penerimaan mahasiswa hingga pungutan di fakultas kedokteran.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama ini ternyata menerima banyak laporan tentang dugaan korupsi yang terjadi di perguruan tinggi.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mencontohkan salah satu jenis dugaan korupsi yang dilaporkan ke lembaganya berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru.
"Yang paling banyak lagi [laporannya], yang negeri sebenarnya ada penerimaan mahasiswa baru yang khusus. Jalur-jalur khusus," kata Laode di kantor Pusat Studi Anti Korupsi, Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Bahkan, menurut dia, ada laporan dugaan korupsi di kampus yang mengadukan akademikus bergelar profesor sebagai pelakunya. Laode mencatat laporan ini terkait dugaan korupsi di sebuah fakultas kedokteran.
Dugaan korupsi itu, kata Laode, terkait dengan ketentuan bahwa setelah lulus kuliah kedokteran mahasiswa harus mengambil studi untuk spesialisasi. Modusnya, sang profesor kerap kali mematok harga tertentu kepada calon mahasiswa yang akan menempuh studi spesialisasi.
Modus lainnya, dia menambahkan, berhubungan dengan syarat untuk mengambil studi spesialisasi perlu rekomendasi profesor. Lagi-lagi, ada harga yang dipatok untuk ini.
"Itu banyak sekali bukan hanya dimonopoli oleh satu universitas, banyak sekali [laporan] yang di fakultas kedokteran," ujar Laode.
Dipastikan setelah tersusun menteri kabinet kerja Joko Widodo nanti, hotel prodeo yang pengap dan tak berpendidikan itu akan dipenuhi oleh para penjahat korupsi yang selama ini bertopengkan akademisi kampus, yang ternyata membuat banyak generasi muda tersendat menjadi orang cemerlang karena harus menyediakan uang haram sogokan kepihak oknum kampus yang sejatinya bukan para pendidik, tapi para penghianat bangsa yang paling jahat menghancurkan masa depan generasi muda. *** Emil F Simatupang.